Mengapa Kita Takut Menulis? Writer’s Block, Perfeksionisme, dan Cara Mengatasinya
Writer’s Block dan Perfeksionisme: Hambatan Psikologis yang Menghantui Penulis
Banyak penulis, baik pemula maupun profesional, pernah mengalami momen ketika menulis terasa mustahil. Writer's block dan perfeksionisme adalah dua hambatan psikologis utama yang sering kali menjadi penyebabnya. Mengapa kita takut menulis? Apa yang terjadi di dalam otak kita saat menghadapi hambatan ini? Bagaimana cara mengatasinya? Artikel ini akan mengupas tuntas sisi psikologis writer’s block, memberikan contoh dari berbagai karya terkenal, serta membahas strategi efektif untuk melawan ketakutan ini.
Mengapa Writer’s Block Terjadi?
Writer’s block bukan sekadar kehilangan ide. Ini adalah kondisi psikologis yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor:
Ketakutan akan Kegagalan: Banyak penulis merasa bahwa tulisan mereka tidak cukup bagus, sehingga mereka ragu untuk menuliskannya.
Perfeksionisme Berlebihan: Keinginan untuk menulis dengan sempurna sejak awal membuat seseorang sulit memulai.
Tekanan Eksternal: Batas waktu, ekspektasi pembaca, atau tuntutan industri dapat membebani mental penulis.
Kelelahan Mental: Menulis membutuhkan energi kognitif yang besar, dan kelelahan bisa membuat otak sulit bekerja dengan optimal.
Overthinking & Self-Censorship: Rasa takut terhadap kritik atau reaksi pembaca bisa membuat penulis enggan menuangkan pemikirannya secara jujur.
Perfeksionisme: Senjata Makan Tuan bagi Penulis
Perfeksionisme sering kali dianggap sebagai sifat yang baik, tetapi bagi seorang penulis, hal ini bisa menjadi penghambat besar. Ketakutan untuk menulis sesuatu yang tidak cukup bagus sering kali membuat penulis tidak mampu menulis sama sekali.
Contoh Kasus dalam Karya Sastra
Harper Lee: Go Set a Watchman vs To Kill a Mockingbird
Harper Lee membutuhkan lebih dari 50 tahun untuk menerbitkan novel keduanya. Ketakutannya akan kegagalan setelah sukses besar To Kill a Mockingbird membuatnya enggan menerbitkan karya lain.Franz Kafka: The Trial & Kecemasan Eksistensial
Kafka terkenal sebagai perfeksionis yang sering kali membakar atau mengabaikan karya-karyanya. The Trial, salah satu karyanya yang paling terkenal, bahkan diterbitkan setelah kematiannya oleh sahabatnya, Max Brod.NH Dini: Tekanan Emosi dalam Menulis
Penulis Indonesia NH Dini sering kali menulis berdasarkan pengalaman pribadinya. Namun, dalam beberapa wawancara, ia mengungkapkan bahwa beban emosional yang berat terkadang membuatnya sulit menulis.Pramoedya Ananta Toer: Menulis di Balik Jeruji Besi
Pramoedya menulis karya Bumi Manusia dalam kondisi terkurung di penjara. Meskipun dalam tekanan berat, ia mampu melawan writer's block dengan tetap menulis menggunakan ingatannya sebelum akhirnya karyanya dibukukan setelah dibebaskan.
Sisi Psikologis: Apa yang Terjadi di Otak Kita?
Saat mengalami writer’s block, bagian otak yang disebut prefrontal cortex (bertanggung jawab atas kreativitas dan pemecahan masalah) menjadi kurang aktif, sementara amigdala (pusat ketakutan) justru lebih dominan. Hal ini menciptakan respons stres yang menghambat kreativitas.
Perfeksionisme juga terkait dengan peningkatan aktivitas di bagian otak yang memproses kritik dan kegagalan. Ini menyebabkan perasaan cemas yang berlebihan, yang pada akhirnya memblokir aliran ide.
Bagaimana Mengatasi Writer’s Block & Perfeksionisme?
Menulis Tanpa Mengedit: Biarkan diri menulis bebas tanpa khawatir tentang kesempurnaan.
Tetapkan Target yang Realistis: Jangan memaksakan diri untuk langsung menulis masterpiece, cukup tulis satu paragraf atau satu halaman sehari.
Jangan Takut dengan Draf Buruk: Semua penulis hebat memulai dengan draf pertama yang kacau.
Lakukan Freewriting: Menulis tanpa aturan selama beberapa menit bisa membantu mengatasi kebuntuan.
Baca Kembali Karya Lama: Kadang, melihat seberapa jauh perkembangan kita bisa memberi motivasi.
Gunakan Teknik Pomodoro: Fokus menulis selama 25 menit, lalu istirahat sejenak.
Terima Ketidaksempurnaan: Tidak ada tulisan yang benar-benar sempurna. Yang terpenting adalah terus menulis.
Kesimpulan
Writer’s block dan perfeksionisme adalah hambatan psikologis yang nyata bagi banyak penulis. Namun, dengan memahami akar penyebabnya dan menerapkan strategi yang tepat, setiap penulis bisa mengatasinya. Pada akhirnya, yang paling penting adalah menulis tanpa rasa takut, karena setiap karya besar selalu dimulai dengan satu kata pertama.
Referensi:
Boice, R. (1994). How Writers Journey to Comfort and Fluency: A Psychological Adventure. Praeger.
Kellogg, R. T. (1994). The Psychology of Writing. Oxford University Press.
Lamott, A. (1994). Bird by Bird: Some Instructions on Writing and Life. Anchor Books.
Csikszentmihalyi, M. (1990). Flow: The Psychology of Optimal Experience. Harper & Row.
Interview: Pramoedya Ananta Toer tentang menulis di penjara. (1988).
Komentar
Posting Komentar